Sunday, 18 March 2018

askep KDM GANGGUAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK
PADA Tn. K DENGAN DIAGNOSA MEDIS
SNH (STROKE NON HEMORAGIK)
DI RUANG ALI
RSU NURUSSIFA’ KUDUS
 














Disusun Oleh:
1.     Heni Susilowati
2.     Ika Salis Putri
3.     Jauharotun Nafiah
4.     Sulisetyowati
5.     Ulvi Afifah


AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS
Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5 Jepang Kec.Mejobo, Kudus
Telp. (0291) 4248655, 4248656 Fax. (0291) 4248657

BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar belakang

Kebutuhan dasar manusia terdiri atas unsur-unsur yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan manusia. Kebutuhan Dasar Manusia menurut teori Hirarki Abraham Maslow terdiri atas kebutuhan fisiologis, aman nyaman, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri.Teori Hirarki merupakan teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami kebutuhan dasar manusia ketika mengaplikasikan asuhan keperawatan. Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi klien yang mengalami gangguan kesehatan, kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar klien yang terganggu. (Potter & Perry, 2008).
Mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.tujuan mobilisasi atau mobilitas yaitu; memenuhi kebutuhan dasar manusia, mencegah terjadinya trauma, mempertahankan tingkat kesehatan, mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari, mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.gangguan mobilitas fisik (imobilitas) didefenisikan North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu kedaaan dimana individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik.Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerakan fisik antara lain : lansia, individu dengan penyakit yang mengalami penurunan kesadaran lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang kehilangan fungsi anatomic akibat perubahan fisiologik (kehilangan fungsi motorik,klien dengan stroke, klien penggunaan kursi roda), penggunaan alat eksternal (seperti gips atau traksi), dan pembatasan gerakan volunter.penyebab secara umum yang dapat mengakibatkan gangguan mobilitas seperti; kelainan postur, gangguan perkembangan otot, kerusakan sistem saraf pusat, trauma langsung pada muskuloskeletal dan neromuskular, dan kekuatan otot. Klien yang mengalami gangguan mobilitas fisik tidak mampu untuk melakukan aktivitas secara mandiri, dan memiliki ketergantungan pada orang disekitarnya, seperti pada keluarganya.
Stroke salah satu yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan mobilitas(mobilisasi) fisik. Stroke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasilesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah koleteral (sekunder dan aksesoris). Fungsi otakyang tidak rusak tidak dapat memperaikikerusakan sepenuhnya. Stroke adalah penyakit motor neuron atas atau hemoragi serebral yaitu suatu hemoragi ke dalam area otak yang mengakibatkan kehilangan fungsi pada bagian otak tersebut,umumnya mengacu sebagai cedera serebro-vaskuler (CSV) atau stroke. Karena neuron motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan kerusakan neuron motor atas padasisi yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah hemiplegia(paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlawanan, yang dapat menyebabkan paralisis dan hilangnya atau menurunnya refleks tendon dalam, pada bagian ekstremitas yang terkena, yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan atau kerusakan mobilitas fisik yang dapat juga menyebabkan masalah lain seperti kurang perawatan diri dan resiko kerusakan integritas kulit. Oleh karena itu, permasalahan kebutuhan dasar mobilisasi atau mobilitas harus diperhatikan. Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan mobilisasi selama yang dialami oleh klien. (Brunner & Suddarth 2008)

B.    Tujuan

2.     Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawata pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi    
3.     Mahasiswa mampu memberikan intervensi keperawata pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi
4.     Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan pada pasein dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi
5.     Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien denganmasalah kebutuhan dasar mobilisasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian

Kebutuhan aktifitas merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan aktifitas bergerak).Kebutuhan ini diatur oleh beberapa sistem/organ tubuh diantaranya, tulang, otot, tendon, ligament, sistem saraf, dan sendi.Mobilitas atau mobilisasi merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas dalam  rangka mempertahankan kesehatannya (Potter dan perry, 2008).
     Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik satau atau lebih ekstremitas secra mandiri dan terarah (NANDA,Diagnosa keperawatan 2015-2017)
     Suatu keterbatasan dalam kemandirian,pergerakan fisik bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih dengan tingkatan:
a.      Tingkat 0   : Mandiri penuh
b.     Tingkat 1   : memerlukan peralatan atau alat bantu
c.      Tingkat 2   : memerlukan bantuan orang lain dan alat bantu
d.     Tingkat 3   : memerlukan bantuan orang lain, pengawsan orang lain dan alat bantu.
e.      Tingkat 4   : ketergantungan dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
Berdasarkan jenisnya, menurut Hidayat (2012) mobilisasi terbagi atas dua jenis, yaitu:
1.     Mobilisasi penuh
Mobilisasi penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan tidak jelas dan mampu bergerak secara bebas tanpa adanya gangguan pada bagian tubuh.
2.     Mobilisasi sebagian
Mobilisasi sebagian adalah ketidakmampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan aktif karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Mobilisasi sebahagian terbagi atas dua jenis, yaitu:
a.      Mobilisasi sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang tidak menetap. Hal tersebut dinamakan sebagai batasan yang bersifat reversiblepada sistem muskuloskeletal, contohnya: adanya dislokasi pada sendi atau tulang.
b.     Mobilisasi sebahagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap, Contohnya: terjadinya kelumpuhan karena stroke, lumpuh karena cedera tulang belakang, poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

B.      fisiologi

Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.Sendi adalah hubungan di antara tulang, diklasifikasikan menjadi:
-       Sendi sinostotik mengikat tulang dengan tulang mendukung kekuatan dan stabilitas
-       Sendi kartilaginous/sinkondrodial, memiliki sedikit pergerakan, tetapi elastis dan menggunakan kartilago untuk menyatukan permukaannya.
-       Sendi fribrosa/sindesmodial, adalah sendi di mana kedua permukaan tulang disatukan dengan ligamen atau membran.
-       Sendi sinovial atau sendi yang sebenarnya adalah sendi yang dapat digerakkan secara bebas dimana permukaan tulang yang berdekatan dilapisi oleh kartilago artikular dan dihubungkan oleh ligamen oleh membran sinovial.
-       Ligamen adalah ikatan jaringan fibrosa yang berwarna putih, mengkilat, fleksibel mengikat sendi menjadi satu sama lain dan menghubungkan tulang dan kartilago.
-       Tendon adalah jaringan ikat fibrosa berwarna putih, mengkilat, yang menghubungkan otot dengan tulang.
-       Kartilago adalah jaringan penghubung pendukung yang tidak mempunyai vaskuler.
-       Sistem saraf mengatur pergerakan dan postur tubuh
-       Propriosepsi adalah sensasi yang dicapai melalui stimulasi dari bagian tubuh tertentudan aktifitas otot. Proprioseptor memonitor aktifitas otot dan posisi tubuh secara berkesinambungan.
a.        Koordinasi Pergerakan tubuh
Otot ialah Jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi, dan dengan jalan demikian maka gerakan terlaksana. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan sel dari jaringan yang lain, semua ini di ikat menjadi berkas – berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsure kontraktil ( Evelyn C Pearce, 2008 ).
b.       Sistem Skeletal
            Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Dingah osteon terdapat kapiler. Disekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamela. Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran ibrus padat dinamakan periosteum.Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai temat pelekatan tendon dan lugamen ( Brunner & Suddart, 2008).

C.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas

Menurut Tarwoto dan wartonah (2013), faktor2 yg mempengaruhi mobilitas antara lain:
a.      Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuro muskuler dan tubuh secara proposional, postu, pergerakan dan reflek akan berfungsi secara optimal.
b.     Kesehatan Fisik
Penyakit, cacat tubuh dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
c.      Keadaan Nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahn otot, dan obsitas dapat menyebabkan pergerakan kurang bebas.
d.     Emosi
Rasa aman, nyaman dan gembira, sedih dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang.
e.      Kelemahan Skeletal dan Neuromuskuler
Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis, dan kiposis dapat mempengaruhi pergerkan.
f.       Pekerjaan.

D.    Tanda dan Gejala

Ø  Tanda
a.      Tidak ada kesejajaran tubuh
Mengacu pada posisi sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring
b.     Tidak ada keseimbangan tubuh
Tanpa keseimbangan tubuh,pusat gravitasi akan berubah menyebabkan risiko jatuh dan cedera
Ø  Gejala
a.      Kelainan postur
Kelainan postur yang didapati/kongenental mempengaruhi efiisiensi system muskoletal
b.     Ganguuan perkembangan otot
Distrofi muskuler gangguan yang disebabkan oleh degenerasi serat/otot skeletal
c.      Kerusakan system saraf pusat
Kerusakan komponen system saraf yang mengatur pergerakan volunteer mengakibatkan gangguan kesejajaran tubuh dan mobilisasi
d.     Trauma langsung pada system muskoletal
Ini menyebabkan memar,konstusio,salah urat dan fraktur

E.    Pengkajian

1.     Pemeriksaan Fisik
a.        Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.
-        Mengkaji tulang belakang
-        Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
-        Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
-        Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
b.       Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
c.        Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
d.       Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang  berhubungan dengan cara berjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis –  stroke, cara berjalan selangkah-selangkah –  penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar –  penyakit Parkinson).
e.        Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
f.         Mengkaji fungsional klien
·       Kategori tingkat kemampuan aktivitas
TINGKAT AKTIVITAS/ MOBILITAS
KATEGORI
0
Mampu merawat sendiri secara penuh
1
Memerlukan penggunaan alat
2
Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
3
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan
4
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan

·       Rentang gerak (range of motion-ROM)
Menurut Potter & Perry, (2010), ROM terdiri dari gerakan pada persendian  sebaga berikut :
1.     Leher, Spina, Serfikal
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Menggerakan dagu menempel ke dada,
rentang 45°
Ekstensi
Mengembalikan kepala ke posisi tegak,
rentang 45°
Hiperektensi
Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin,
rentang 40-45°
Fleksi lateral 
Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah setiap bahu,    
rentang 40-45°
Rotasi
Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler,
rentang 180°

2.     Bahu
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi  di atas kepala,
rentang 180°
Ekstensi      
Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh,
rentang 180°
Hiperektensi
Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60°
Abduksi
Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak   tangan jauh dari kepala,
rentang 180° 
Adduksi
Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin,
rentang 320°
Rotasi dalam
Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang,
rentang 90°
Rotasi luar
Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala,
rentang 90°
Sirkumduksi
Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh,
rentang 360°

3.     Siku
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu,
rentang 150°
Ektensi
Meluruskan siku dengan menurunkan tangan,
rentang 150°

4.     Lengan bawah
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Supinasi
Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas,
rentang 70-90°
Pronasi
Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah,
rentang 70-90°

5.      Pergelangan tangan
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
rentang 80-90°
Ekstensi
Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan  bawah berada dalam arah yang sama,
rentang 80-90°
Hiperekstensi
Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin,
rentang 89-90°
Abduksi
Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,
rentang 30°
Adduksi
Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari,
rentang 30-50°

6.     Jari- jari tangan
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Membuat genggaman,
rentang 90°
Ekstensi
Meluruskan jari-jari tangan,
rentang 90°
Hiperekstensi
Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin,
rentang 30-60°
Abduksi
Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,
rentang 30°
Adduksi
Merapatkan kembali jari-jari tangan,
rentang 30°

7.     Ibu jari
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
rentang 90°
Ekstensi
menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan,
rentang 90°
Abduksi
Menjauhkan ibu jari ke samping,
rentang 30°
Adduksi
Mengerakan ibu jari ke depan tangan,
rentang 30°
Oposisi
Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama.
-

8.     Pinggul
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Mengerakan tungkai ke depan dan atas,
rentang 90-120°
Ekstensi
Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain,
rentang 90-120°
Hiperekstensi
Mengerakan tungkai ke belakang tubuh,
rentang 30-50°
Abduksi
Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,
rentang 30-50°
Adduksi
Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin,
rentang 30-50°
Rotasi dalam  
Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain,
rentang  90°
Rotasi luar    
Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain,
rentang 90°
Sirkumduksi
Menggerakan tungkai melingkar
-

9.     Lutut
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Mengerakan tumit ke arah belakang paha,
rentang 120-130°
Ekstensi
Mengembalikan tungkai kelantai,
rentang 120-130°

10.  Mata kaki
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Dorsifleksi
Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
rentang 20-30°
Plantarfleksi
Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, 
rentang 45-50°

11.  Kaki
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Inversi
Memutar telapak kaki ke samping dalam,
rentang 10°
Eversi
Memutar telapak kaki ke samping luar,
rentang 10°

12.  Jari-Jari Kaki
Gerakan
Penjelasan
Rentang
Fleksi
Menekukkan jari-jari kaki ke bawah,
rentang 30-60°
Ekstensi
Meluruskan jari-jari kaki,
rentang 30-60°
Abduksi
Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain,
rentang 15°
Adduksi
Merapatkan kembali bersama-sama,
rentang 15°

·       Derajat kekuatan otot
SKALA
PERSENTASE KEKUATAN NORMAL (%)
KARAKTERISTIK
0
0
Paralisis sempurna
1
10
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat teraba/terlihat
2
25
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
3
50
Gerakan yang normal melawan gravitasi
4
75
Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal
5
100
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh

a.        Sinar – X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang.  
b.       CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan  panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.
c.        MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk memperlihatkan abnormalitas.
d.       Pemeriksaan Laboratorium: Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan SGOT ↑ pada kerusakan otot.
F.     Diagnose keperawatan dan intervensi
1.     Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Kerusakan sensori persepsi.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam klien menunjukkan:
·       Klien meningkat dalam aktifitas fisik
·       Kekuatan
·       Tergantung total Dalam hal :
-        Penampilan posisi tubuh yang benar
-        Pergerakan sendi dan otot
-        Melakukan perpindahan/ ambulasi : miring kanan-kiri, berjalan, kursi roda
           
Intervensi :
a.      Latihan Kekuatan
Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara rutin
b.     Latihan untuk ambulasi
-        Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga.
-        Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan walker
-        Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.
c.      Latihan mobilisasi dengan kursi roda
-        Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya.
-        Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh
-        Ajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda
d.     Latihan Keseimbangan
-        Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari.
-        Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar
-        Ajarkan pada klien/ keluarga untuk mem perhatikan postur tubuh yg benar untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.
-        Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan.
2.     Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. x 24 jam pasien tidak mengalami nyeri
ü  Pain Level,
ü  Pain control,
ü  Comfort level
Kriteria Hasil :
-        Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
-        Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
-        Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
-        Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
-        Tanda vital dalam rentang normal
Intervensi :
-        Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
-        Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
-        Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
-        Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
-        Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
-        Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
-        Kurangi faktor presipitasi nyeri
-        Ajarkan tentang teknik non farmakologi
-        Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
-        Tingkatkan istirahat
-        Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
-        Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

3.     Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan pada sistem saraf pusat.
Tujuan : Pasien mampu berkomunikasi dengan baik secara verbal
Kriteria Hasil :
1)     Pasien mampu mengunakan bahasa isyarat
2)     Pasien mampu mengenali pesan yang diterima
3)     Mengkomunikasikan kepuasan dengan cara komunikasi alternative

Intervensi :
1)     Kaji kemampuan pasien untuk berbicara, mendengar dan berkomunikasi dengan orang lain
2)     Jelaskan kepada keluarga mengapa pasien tidak bisa berbicara dan memahami pembicaraan
3)     Berikan penguatan positif atas usaha pasien untukberkomunikasi
4)     Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan terapi wicara

4.     Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum
            Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. x 24 jam :
-        Klien mampu mengidentifikasi aktifitas dan situasi yang menimbulkan kecemasan yang   berkonstribusi pada intoleransi aktifitas.
-        Klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, N, RR dan perubahan ECG
-        Klien mengungkapkan secara verbal, pemahaman tentang kebutuhan oksigen, pengobatan dan atau alat yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktifitas.
-        Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri tanpa bantuan atau dengan bantuan minimal tanpa menunjukkan kelelahan
Intervensi :     
a.      Managemen Energi
-        Tentukan penyebab keletihan: :nyeri, aktifitas, perawatan , pengobatan
-        Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktifitas.
-        Evaluasi motivasi dan keinginan klien untuk meningkatkan aktifitas.
-        Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktifitas : takikardi, disritmia, dispnea, diaforesis, pucat.
-        Monitor asupan nutrisi untuk memastikan ke adekuatan sumber energi.
-        Monitor respon terhadap pemberian oksigen : nadi, irama jantung, frekuensi Respirasi terhadap aktifitas perawatan diri.
-        Letakkan benda-benda yang sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau
-        Kelola energi pada klien dengan pemenuhan kebutuhan makanan, cairan, kenyamanan / digendong untuk mencegah tangisan yang menurunkan energi.
-        Kaji pola istirahat klien dan adanya faktor yang menyebabkan kelelahan.
b.     Terapi Aktivitas
-        Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
-        Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat.
-        Bantu dengan aktifitas fisik teratur : misal: ambulasi, berubah posisi, perawatan personal, sesuai kebutuhan.
-        Minimalkan anxietas dan stress, dan berikan istirahat yang adekuat
-        Kolaborasi dengan medis untuk pemberian terapi, sesuai indikasi
5.     Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kerusakan neurovaskuler
            Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x24 jam
Klien mampu :
-        Melakukan ADL mandiri : mandi, hygiene mulut ,kuku, penis/vulva, rambut, berpakaian, toileting, makan-minum, ambulasi
-        Mandi sendiri atau dengan bantuan tanpa kecemasan
-        Terbebas dari bau badan dan mempertahankan kulit utuh
-        Mempertahankan kebersihan area perineal dan anus
-        Berpakaian dan melepaskan pakaian sendiri
-        Melakukan keramas, bersisir, bercukur, membersihkan kuku, berdandan
-        Makan dan minum sendiri, meminta bantuan bila perlu
-        Mengosongkan kandung kemih dan bowel
            Intervensi
a.      Bantuan Perawatan Diri: Mandi, higiene mulut, penil/vulva, rambut, kulit
-        Kaji kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, mulut, perineal, anus
-        Bantu klien untuk mandi, tawarkan pemakaian lotion, perawatan kuku, rambut, gigi dan mulut, perineal dan anus, sesuai kondisi
-        Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan oral hygiene sesudah makan dan bila perlu
-        Kolaborasi dgn Tim Medis / dokter gigi bila ada lesi, iritasi, kekeringan mukosa mulut, dan gangguan integritas kulit.

b.     Bantuan perawatan diri : berpakaian
-        Kaji dan dukung kemampuan klien untuk berpakaian sendiri
-        Ganti pakaian klien setelah personal hygiene, dan pakaikan pada ektremitas yang sakit/ terbatas terlebih dahulu, Gunakan pakaian yang longgar
-        Berikan terapi untuk mengurangi nyeri sebelum melakukan aktivitas berpakaian sesuai indikasi

c.      Bantuan perawatan diri : Makan-minum
-        Kaji kemampuan klien untuk makan : mengunyah dan menelan makanan
-        Fasilitasi alat bantu yg mudah digunakan klien
-        Dampingi dan dorong keluarga untuk membantu klien saat makan

d.     Bantuan Perawatan Diri: Toileting
-        Kaji kemampuan toileting: defisit sensorik (inkontinensia), kognitif (menahan untuk toileting), fisik (kelemahan fungsi/ aktivitas)
-        Ciptakan lingkungan yang aman(tersedia pegangan dinding/ bel), nyaman dan jaga privasi selama toileting
-        Sediakan alat bantu (pispot, urinal) di tempat yang mudah dijangkau
-        Ajarkan pada klien dan keluarga untuk melakukan toileting secara teratur 
                               

















                                     BAB III

TINJAUAN KASUS


A.    PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 3 juni 2017 jam 8.15 wib di ruang ali RSU Nurussyifa’ Kudus.
       I.          Identitas pasien
Nama                                      : Tn. K
Umur                                      : 59 th
Jenis kelamin                          : L
Suku/bangsa                           : Indonesia
Agama                                    : Islam
Status                                      : Kawin
Pekerjaan                               : Buruh
Pendidikan                             : SD
Bahasa yang digunakan           : B.Jawa
Alamat                                    : Tanjung Rejo RT 07/3
Tanggal MRS                         : 2 Juni 2017
Cara masuk                             : BPJS/3
Diagnose Medis                     : SNH
Alasan dirawat                       : Lemah ½ badan sebelah kanan
No.Register                            : 24xx
     II.          Identitas penanggung jawab
Nama                                      : Ny. S
Umur                                      : 53 th
Jenis kelamin                          : P
Pendidikan                             : SD
Alamat                                    : Tanjung Rejo RT 7/3
Hubungan dengan pasien        : Istri
   III.          Riwayat Keperawatan
a.      Keluhan utama           
pasien mengatakan badanya lemah ½ badan sebelah kanan
b.     Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh lemah pada anggota gerak bagian kanan selama 3 hari setelah pulang dari bekerja sebelum masuk rumah sakit,tetapi keluarga pasien tidak berinisiatif untuk dibawa ke klinik, tidak diberi obat dan tidak dilakukan pemijatan.setelah pasien tampak semakin lemas pasien baru dibawa ke IGD Rumah Sakit Nurussifa jam 09.00 WIB tanggal 2 Juni 2017 datang dengan keluhan ½ badan bagian kanan lemah dan tidak bisa digerakan selama 3 hari sebelum MRS dan bicara pelo. di IGD pasien diperiksa dengan TD 180/90 mmhg, N : 88x/menit, RR:20x/menit dan S:360C dan mendapat infus RL 20tpm, injeksi obat IV Piracetam 3 x 1 gr, Citicholin 2 x 500mg dan Ranitidin 3 x 25 ml. dari IGD pasien dipindah ke Ruang Ali lantai 2 pada jam 20.10 WIB. Pada jam 21.00 WIB pasien dilakukan pemeriksaan TTV dengan hasil TD 160/80, N: 88x/menit, RR :22x/menit, S: 36,20C serta mendapat injeksi obat IV Piracetam 3 x 1 gr, Citicholin 2 x 500mg dan Ranitidin 3 x 25 ml
c.      Riwayat kesehatan Dahulu
Istri Pasien mengatakan sebelumnya suaminya belum pernah mengalami sakit yang dialami seperti sekarang ini hanya batuk – batuk saja dan bisa melakukan aktivitas dengan baik.
d.     Riwayat kesehatan keluarga
Istri pasien mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialami pasien dan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, HIV dan Hepatitis.
e.      Keadaan sekitar lingkungan
Istri pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya dekat dengan sungai, berdebu jika ada angin kencang pasir/tanah disekitarnaya beterbangan.


  IV.          Pemeriksaan Fisik
1.     Keadaan umum                       :lemah
2.     Kesadaran                              :composmentis             GCS : E = 4, M = 5, V = 6
3.     Tanda-tanda Vital                   :
Suhu                                       : 36,7 0C
Nadi                                       : 82 x/menit
TD                                          :160/80 mmHg
RR                                          :22x/menit
4.     BB                                          :50 kg                           TB       :162cm
5.        Kepala                                   :mecocepal,tidak ada lesi , tidak ada benjolan,  rambut tidak beruban berwarna hitam, distribusi rambut merata, kulit kepala bersih
Mata                                    :konjungtiva tidak anemis, mata kemerahan, simetris, tidak menggunakan alat bantu penglihatan
Hidung                                   :lubang hidung simetris, tidak terpasang kanul,tidak ada secret, tidak ada pembesaran polip
Mulut                                      :tidak ada stomatitis, gigi agak kurang bersih (kecoklatan), lidah bersih, gusi tidak berdarah,
Telinga                                   :simetris, tidak ada penumpukan serumen, pendengaran baik, tidak memakai alat bantu pendengaran
6.     Leher                                      :tidak ada gangguan menelan, tidak ada
peningkatan vena jugularis, tidak ada   penyimpangan trakea, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7.     Dada                                       I : bentuk dada pigeon chest, simetris, ekspansi
                                               dada kanan dan kiri sama
                                               Pa :taktil fremitus sama kanan dan kiri
                                               Pe : resonan
                                               A : Suara nafas vesikuler

Jantung                                   I : ictus cordis tidak tampak
Pa :ictus cordis teraba di intercostal ke IV dan V midklavikula sinistra
                                               Pe : sonor
A : terdengar bunyi jantung S1 dan S2 (lup,dup) tidak ada suara tambahan
8.     Abdomen                                I : simetis, tidak ada lesi, tidak ada massa, tidak
                                               nampak keloid
A : terdengar peristaltic usus 16x/menit
Pa : ada nyeri tekan di pinggang bagian kanan
Pe : hipertimpani
9.     Ekstremitas                            
Kanan atas                              : tidak ada edema pada  tangan kanan kekuatan otot 2 (bahu, siku, pergelangan tangan,dan jari-jari)  
Kanan bawah                          : tidak ada edema di kaki, kekuatan otot 2 (lutut, pergelangan kaki, jari kaki)
Kiri atas                                 : tidak ada edema, kekuatan otot 5 ( bahu, siku, pergelangan tangan, jari tangan)
Kanan Bawah                         : tidak ada edema, kekuatan otot 5 ( bahu, lutut, pergelangan kaki, jari kaki)                                                                              
Kanan                                     kiri
                        2        5
                              2       5


10.  Genetalia                                 : tidak terpasang DC
11.  Pengkajian pola fungsional Virginia Henderson
1)     Pola bernafas
Sebelum sakit        : pasien mengatakan bisa bernafas dengan baik dan lancar tanpa menggunakan alat bantu pernapasan.
Selama sakit          : pasien mengatakan tidak mengalami sesak nafas dengan RR: 22x/menit dan tanpa menggunakan alat bantu pernapasan.
2)     Pola nutrisi dan cairan
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan suaminya makan 3x sehari
(nasi,lauk,sayur) habis 1 porsi dan minum 7-8 gelas/hari
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya nafsu makan tidak turun tetap 3x/hari (bubur + lauk + sayur) diet rendah garam, 1 porsi habis dan  minum 7-8 gelas/hari
3)     Pola eliminasi
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan suaminya BAB 1-2 kali sehari, BAK 7-8x/hari dengan warna kekunigan dan bau khas
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya belum bisa BAB selama ± 1 minggu, BAK 7-8x/hari melalui pispot yang disediakan oleh rumah sakit
4)   Pola istirahat tidur
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan suaminya dapat tidur 8-9 jam/hari
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya lebih sering tertidur dan ketika malam sering terbangun karena merasa panas.
5)   Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan suaminya bekerja serabutan kuli angkut pasir, dan motong-motong kayu)
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya tidak bisa beraktivitas seperti biasanya dan hanya berbaring ditempat tidur
6)     Berpakaian
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan suaminya bisa memakai pakaian nya sendiri
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya dalam berpakain dibantu penuh oleh anggota keluarganya karena tubuhnya lemah
7)     Mempertahankan suhu tubuh normal dan modifikasi lingkungan

Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan ketika panas dapat merasakan panas dan ketika dingin bisa merasakan dingin
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya slalu merasakan panas,gerah saat pagi/malam di RS dan tidak mengenakan baju atasan saat tidur.
8)     Personal hygiene & berhias diri
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan pasien mandi 2x/hari kadang lebih jika pulang kerja panas, gosok gigi, keramas setiap mandi sore
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya selama di RS hanya di siben saja di atas bed,karna pasien tidak mampu berjalan.
9)     Aktivitas mencegah kecelakaan
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan pasien dapat membedakan mana yang berbahaya bagi dirinya, menyingkirkan benda yang sekiranya dapat melukai
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya selama di RS menyingkirkan benda tajam disekitarnya yang sekiranya bisa melukai serta memasang bed set rail untuk mencegah resiko jatuh.
10)  Komunikasi
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan pasien dapat berbicara dengan baik menggunakan bahasa jawa, akrab dengan tetangga
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya kesulitan untuk berbicara, bicaranya pelo.
11)  Beribadah
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan pasien rajin sholat 5 waktu dan jamaah di mushola
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suaminya tidak melakukan ibadah sholat
12)  Bermain dan Rekreasi
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan kumpul keluarga, nonton tv bareng dengan anak
Selama sakit          : istri pasien mengatakan suami hanya berbaring di tempat tidur
13)  Aktivitas bekerja
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan dapat bekerja serabutan dengan lancar ( kuli angkut pasir, memotong kayu)
Selama sakit          : istri pasien mengatakan kalau keadaanya masih seperti ini tidak bisa bekeraja padahal harus menyekolahkan anak angkatnya SMK kelas 3
14) Aktivitas belajar
Sebelum sakit        : istri pasien mengatakan suaminya tidak mengetahui informasi tentang penyakit yang dideritanya
Selama sakit          : istri pasien mengatakan pasien memperoleh informasi dari perawat / dokter / fisioterapi
    V.          Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium dilakukan tanggal 2 juni 2017 jam 10.38 WIB
pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
satuan
keterangan
Hb
13.5
P:12-14 L:14-18
g/dl

Hematocrit
41.7
P:37-43 L:40-48
%

Eritrosit
4.43
P:4-5  L:4,5-5,5
Jt/mm3

MCHC
32.60
32,00 – 36,00
g/dl

MCH
30.40
27,00 – 31,00
pg

MCV
93.60
82,00 – 92,00
fl

Leukosit
6.400
5,000 – 11,000
mm3

Trombosit
276.000
150,000 – 450,000
mm3

GDS
137
< 150
mg/dl


Program terapi dokter tanggal 2 juni 2017
1.     Infus RL 20 tpm
2.     Injeksi piracetam 3 x 1 gr
3.     Injeksi citicolin 2 x 500 mg
4.     Injeksi ranitidine 3 x 1 amp
5.     Konsul dokter sobirin

Pemeriksaan penunjang :
-       Cek GDS
-       CT scan
-       D/L

























ANALISA DATA

Nama   : Tn. K                                                                                    No.CM: 325xx
Umur   :59 th                                                                                      Ruang  : Ali

no
Hari/tanggal
Data focus
Problem
Etiologi
ttd
1
Minggu, 3 juni 2017
DS : Pasien mengatakan lemah ½ badan bagian kanan , DO: pasien tampak lemah/lemas
-        Mata kemerahan
-        Dalam beraktivitas pasien tampak dibantu kelurga
-        Skala/tingkat aktivitas 3 (memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan)
-        Bicara pelo
-        TD : 160/80 mmHg
-        Suhu : 36,7
-        Nadi : 82x/menit
-        RR : 22x/menit
-        Ekstremitas
> Kanan atas kekuatan otot 2 (bahu,siku,pergelangan tangan, jari- jari)
> kanan bawah kekuatan otot 2(lutut, pergelangan kaki, jari kaki
>kiri atas kekuatan otot 5(bahu,siku,pergelangan tangan, jari- jari)
> kiri bawah kekuatan otot5(lutut, pergelangan kaki, jari kaki
                                    
     +2   +5
     +2   +5
Ket :
-        skala 2: gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
-        Skala 5: kekuatan otot normal
Hambatan mobilitas fisik
Penurunan kekuatan otot



PROBLEM LIST
Nama   : Tn. K                                                                                    No.CM: 325xx
Umur   :59 th                                                                                      Ruang  : Ali

No
Data Fokus
Diagnosa Kep.
Tgl ditemukan
Tgl teratasi
Ttd
1.
DS : Pasien mengatakan lemah ½ badan bagian kanan makan minum baik
DO :
Pasien tampak lemah/lemas
-       Mata kemerahan
-       Dalam beraktivitas pasien tampak dibantu kelurga
-       Skala/tingkat aktivitas 3
-       Bicara pelo
-       TD : 160/80 mmHg
-       Suhu : 36,7
-       Nadi : 82x/menit
-       RR : 22x/menit
Ekstremitas
> Kanan atas kekuatan otot 2 (bahu,siku,pergelangan tangan, jari- jari)
> kanan bawah kekuatan otot 2(lutut, pergelangan kaki, jari kaki
>kiri atas kekuatan otot 5(bahu,siku,pergelangan tangan, jari- jari)
> kiri bawah kekuatan otot5(lutut, pergelangan kaki, jari kaki
                                    
     +2   +5
     +2   +5
Ket :
-        skala 2: gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
-        Skala 5: kekuatan otot normal
  

Hambatan mobilitas fisik
3 Juni 2017
Jam 08.15







NURSING CARE PLANT
Nama   : Tn. K                                                                                    No.CM: 325xx
Umur   :59 th                                                                                      Ruang  : Ali

NO
Tanggal
Diagnosa Kep
Tujuan
Intervensi
Ttd
1.
03/06/2017
Hambatan mobilitas fisik
Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24jam Gangguan Mobilitas Fisik teratasi dengan kriteria hasil :
-       Klien meningkat dalam aktivitas fisik menjadi tingkat 2
-       Tekanan darah normal 120/80 mmHg
-       Klien dapat beristirahat dengan baik
-       Nyeri pada pinggang berkurang
-       Kekuatan otot meningkat pada skala 3
1.     Monitor TTV
2.     Monitor kekuatan otot
3.     Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas)
4.     Lakukan tirah Baring Setiap 2 Jam Sekali
5.     Lakukan tindakan ROM Aktif dan pasif
6.     Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADL pasien
7.     Kolaborasi dalam pemberian obat dan tidakan medis dengan dokter
8.     Penkes terhadap keluarga tentang gangguan mobilitas dan perawatanya




NURSING NOTE
Nama   : Tn. K                                                                                    No.CM: 325xx
Umur   :59 th                                                                                      Ruang  : Ali

NO
HARI/TGL
JAM
IMPLEMENTASI
RESPON
TTD
1.

























































































2
Sabtu
03/06/2017
























































































Minggu
04/06/2017
08.00


































09.00










09.30










11.00

















13.05













14.00

















16.00








17.00























19.00
Mengobservasi TTV dan anamnesa

































Melakukan tirah baring terhadap pasien setiap 2 jam sekali







Melakukan advis dokter  dalam pemberian obat
-       injeksi IV piracetam 3x1gr,
-       inj.citicolin IV 2x500 mg
-       inj ranitidine IV 3 x 25ml

memonitor kekuatan otot pasien
















Melakukan tindakan ROM aktif dan pasif pada pasien dan mengajarkan pada keluarga pasien









Mengobservasi ttv dan menanyakan keluhan















Melakukan advis dokter dalam pemberian obat IV
-        Inj. Piracetam 3 x 1gr
-        Inj. Citocolin 2 x 500 mg


Melakukan tirah baring pada pasien






Mengobservasi kekuatan otot pasien














Memberikan penkes terhadap keluarga tentang gangguan mobilitas dan perawatanya
DS: Pasien mengatakan lemah ½ badan bagian kanan , makan minum baik, DO: pasien tampak lemah/lemas
-        Dalam beraktivitas pasien tampak dibantu kelurga
-        Skala/tingkat aktivitas 3 (memerlukan bantuan orang lain,pengawasan,dan alat bantu)
-        TD : 160/80 mmHg
-        Suhu : 36,7 0C
-        Nadi : 82x/menit
-        RR : 22x/menit
-        Kekuatan otot kanan atas bawah 2 (gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
-        Kekuatan otot kiri atas bawah 5 (kekuatan otot normal)
                                    
    +2   +5
    +2   +5

S : pasien mengatakan nyeri pinggang bagian kanan
O : pasien masih berhati-hati dalam pengerakan/ mengubah posisi tidur,slalu miring kanan dan dibantu oleh keluarga/perawat

S : pasien mengatakan bersedia di beri obat injeksi
O: obat masuk melalui infus tanpa ada alergi terhadap obat
Inj piracetam 1gr
Inj citicolin 500 mg
Inj ranitidine 25 ml

S : Pasien bersedia mengikuti dan mengerti penjelasan perawat
O : - kekuatan otot pasien pada skala 2 pada anggota gerak kanan (ket: gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan.)
-kekuatan otot pada anggota gerak kiri skala 5 (ket:kekuatan normal,gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh)
S: pasien dan keluarga mengerti penjelasan perawat dan bersedia mengikuti arahan dari perawat
O : Perawat melakukan tindakan ROM pada anggota gerak(bahu, siku, pergelangan tangan,jari-jari tangan, lutut kaki,kaki jari-jari kaki.
S : pasien mengatakan anggota gerak kanan masih lemah,
O :
TD: 140/90 mmHg
N : 85 x/menit
S : 36 0C
RR : 22x/m
-        Dalam beraktivitas pasien tampak dibantu kelurga
-        Skala/tingkat aktivitas 3(memerlukan bantuan orang lain,pengawasan,dan alat bantu)
S: pasien bersedia diberi obat injeksi
O: Obat diinjeksi melalui infus tanpa ada alergi obat
-        Inj. Piracetam 3x1 gr
-        Inj. Citicolin 500 mg
S: pasien bersedia dilakukan tirah baring
O: Pasien tampak berusaha memiringkan tubuhnya sendiri, gerakan pelan-pelan

S: Pasien bersedia mengikuti arahan perawat
O:
-        Kekuatan otot skala 3(gerakan yang normal melawan gravitasi) pada anggota gerak kanan atas dan bawah
-        Kekuatan otot anggota gerak kiri 5 (kekuatan otot normal)
S: Keluarga pasien mengatakan bersedia mendengarkan, dan mengikuti gerakan ROM yang akan dilakukan perawat pada pasien
O: Perawat melakukan ROM pada pasien dan memperlihatkan cara setiap gerakan pada keluarga pasien.


PREGRESS NOTE
Nama   : Tn. K                                                                                    No.CM: 325xx
Umur   :59 th                                                                                      Ruang  : Ali

NO
Hari/tanggal
Dx. Keperawatan
Evaluasi
Ttd
1.





































2.
sabtu
03/06/2017




































Minggu
4 juni 2017
Hambatan mobilitas fisik




































Hambatan mobilitas fisik
S : ps. Mengatakan lemah anggota gerak kanan
O : pasien tampak lemah
TD: 160/80
 N: 82x/m
 S : 36,7 0c
 RR: 22x/m
-        Dalam beraktivitas pasien tampak dibantu kelurga
-        Skala/tingkat aktivitas 3 (memerlukan bantuan orang lain, pengawasan, dan alat bantu)
-        Kekuatan otot skala 2(gerakan yang normal melawan gravitasi) pada anggota gerak kanan atas dan bawah
-        Kekuatan otot anggota gerak kiri 5 (kekuatan otot normal)
kanan               kiri      
           +2   +5
           +2   +5
A : masalah belum teratasi
P : - lanjutkan intervensi
-        Monitor ttv dan anamnesa
-        Kolaborasi dg dokter dalam pemberian obat
-        Lakukan tindakan ROM aktif/pasif
-        Monitor kekuatan otot
-        Lakukan tirah baring setiap 2 jam sekali
S : pasien mengatakan masih lemah ½ anggota gerak bagian kanan, tetapi sudah bisa memiringkan badan sedikit dan pelan-pelan.
O : TD : 140/90
        N : 85x/m
        S : 36 0C
      RR : 22x/m
-        Dalam beraktivitas pasien tampak dibantu kelurga
-        Skala/tingkat aktivitas 3 (memerlukan bantuan orang lain, pengawasan, dan alat bantu)
-        Kekuatan otot skala 2(gerakan yang normal melawan gravitasi) pada anggota gerak kanan atas dan bawah
-        Kekuatan otot anggota gerak kiri 5 (kekuatan otot normal)
kanan               kiri      
           +3   +5
           +3   +5
A : masalah teratasi (dinyatakan boleh pulang oleh dokter)
P : hentikan intervensi
-        Berikan obat pulang sesuai advis dokter
-        Berikan surat kontrol untuk progam rawat jalan/terapi

 









 

 


BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada pasien Tn.K, prioritas masalah keperawatan yang ditemukan yaitu Hambatan mobilitas fisik, berhubungan dengan  kelemahan anggota gerak kanan ditandai dengan klien terlihat lemah,pasien tampak kesulitan   untuk bergerak dan melakukan aktivitas, dan sebagian dari aktivitas klien dibantu  oleh keluarga dengan tingkat mobilisasi 2, kekuatan otot skala 2, TD : 160/80 mmHg, N : 82 x/menit, RR :   22 x/menit, T: 36,7ºC. Kemudian dilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang  direncanakan  selama  2 x 24 jam  dan  hasil evaluasi diperoleh pasien masih belum dapat  berjalan,pasien secara mandiri sudah menunjukkan peningkatan mobilisasi dan beraktivitas sendiri di tempat tidur atau aktivitas  yang  lain  seperti  berpindah  posisi  sendiri memerlukan  bantuan minimal pada  tingkat  yang  realistis, sebagian  besar  aktivitas  pasien dibantu  oleh  keluarga, kekuatan otot derajat 3, tingkat mobilisasi 3. TD : 140/90 mmHg, N : 85x/menit, RR :   22x/menit, T:   36,2ºC

B.    Saran

a.      Bagi Pelayanan Kesehatan
diharapkan  perawat  lebih  optimal  dalam  memberikan  pelayanan  terhadap kebutuhan dasar mobilisasi sehingga dapat mencegah masalah kebutuhan dasar mobilisasi yang lebih buruk.
b.     Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan pengayaan, penerapan, dan pengajaran   asuhan   keperawatan   kepada   mahasiswa,   meningkatkan   ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan  yanglebih kepada mahasiswa dan menambah  referensi  tentang  pemahaman  kebutuhan  mobilisasi,  serta  pada mahasiswa  dapat  memahami  kesenjangan  antara  teori  dan  aplikasi  asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilisasi.

 


DAFTAR PUSTAKA


1.     Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4 Jakarta : EGC
2.     Tarwoto & Wartonah, 2010. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
3.     Santosa, Budi. 2010. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2011-2015 Jakarta: Prima Medika
4.     Evelyn  C.Pearce.  2008. Anatomi  dan  fisiologi  untuk  para  medis. Jakarta:PT  
Gramedia.
5.     Diagnose Keperawatan NIC-NOC , 2013