KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena
atas izin, kuasa dan perlindunganNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “ KOMUNIKASI
TERAPEUTIK PADA GANGGUAN PENDENGARAN ”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
bidang studi Komunikasi Keperawatan yang diberikan kepada kami oleh Bapak
Jamaludin, A.Kep, M.Kes
Agar kami dapat mengetahui serta memahami cara menyusun makalah dengan benar
dan agar dapat mengembangkan ilmu yang
telah kami peroleh.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian
makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik
yang membangun untuk perbaikan makalah
ini .
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada Dosen Komunikasi Keperawatan
yaitu Bapak Jamaludin, A.Kep, M.Kes. Selaku guru yang memberikan tugas
ini juga yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini
dan semua bentuk bimbingan serta pengajarannya yang kami terima dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Kudus, 12 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
1.
DEFINISI…………………………………………………………………………………………………………….7
2. GEJALA GANGGUAN
PENDENGARAN………………………………………………………………...8
6. TEKNIK KOMUNIKASI PADA GANGGUAN
PENDENGARAN………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa
ini profesi perawat semakin marak.banyak yang membutuhkan tenaga perawat. Baik
di Rumah sakit, balai pengobatan maupun di puskesmas. Untuk menjadi perawat
yang profesional dibutuhkan keterampilan dari segi kemampuan komunikasi ataupun
skill dalam merawat pasien. Agar tujuan bisa tercapai, perlu adanya komunikasi
yang lancar antara pasien dengan perawat. Komunikasi yang direncanakan secara
sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien disebut
komunikasi secara terapeutik.
Tujuan
dari komunikasi ini adalah membantu pasien untuk mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta mengurangi keraguan pada diri pasien. Agar pasien lebih terbuka
sehingga proses penyembuhan dapat berjalan secara efektif.
Komunikasi
juga dapat dilakukan oleh penderita buta dan tuli, dengan mengtahui tehnik
komunikasi dapat mengtahui maksut dan tujuan seseorang yang mengalami gangguan
pendengaran dan penglihtan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kmunikasi
terapeutik ?
2. Apa yang dimaksud dengan gangguan
pendengaran ?
3. Apa Gejala – gejala pada gangguan
pendengaran?
4. Apa penyebab dari gangguan
pendengaran?
5. Bagaimana upaya pencegahan terhadap
gangguan pendengaran?
6. Apa hal-hal
yang perlu diperhatikan sebelum berkomunikasi dengan klien gangguan pendengaran?
7. Apa
tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi pada klien dengan gangguan pendengaran ?
C. TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan :
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan gangguan pendengaran
2. Mengetahu gejala-gejala gangguan
pendengaran
3. Mengetahu penyebab gangguan pendengaran
4. Mengetahui upaya
pencegahan terhadap gangguan pendengaran
5. Mengetahui apa hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum berkomunikasi dengan klien
gangguan pendengaran
6. Mengetahui apa tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi pada klien dengan gangguan pendengaran
D. MANFAAT
1.
Bagi
Perawat dapat dijadikan alternative untuk memahami berbagai macam peran perawat
berkaitan dengan gangguan pendengaran yang di anjurkan untuk pasien dengan
berbagai kondisi.
2.
Makalah
ini juga dapat dijadikan bahan penelitian para peneliti untuk diteliti lebih
lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI KOMUNIKASI
Komunikasi Terapeutik (Heri P, 1994) Adalah Komunikasi yang direncanakan
secara sadar, bertujuan & kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Tujuan
:
1. Membantu klien untuk memperjelas & mengurangi beban perasaan & pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yg ada bila klien percaya padaa hal yg diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif & mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orag lain, lingkungan fisik & dirinya sendiri.
Fase – fase dalam komunikasi terapeutik
Fase komunikasi terapeutik dalam hubungan perawat pasien terdiri dari 4
fase yaitu :
a. Fase preinteraksi
o Gali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam diri
sendiri
o Analisis kekuatan dan keterbatasan professional
diri sendiri
o Kumpulkan data tentang pasien jika memungkinkan
o Rencanakan untuk pertemuan pertama dengan pasien
b. Fase perkenalan / orientasi
o Tetapkan alasan pasien untuk mencari bantuan
o Bina rasa percaya
o Gali pikiran, perasaan, dan tindakan – tindakan
pasien
o Identifikasi masalah pasien
o Tetapkan tujuan dengan pasien
o Rumuskan bersama kontrak yang bersifat saling
menguntungkan
c. Fase kerja
o Gali stressor yang relevan
o Tingkatkan pengembangan penghayatan dan
penggunaan mekanisme koping pasien yang konstruktif
d. Fase terminasi
o Bina realitas tentgang perpisahan
o Tinjau kemajuan terapi dan pencapaian tujuan –
tujuan
o Gali secara timbal balik perasaan penolakan
Factor – factor penghambat
komunikasi
1)
Kecakapan
yang kurang dalam berkomunikasi. Kurang cakap berbicara ( terutama di depan
umum ), berbicara tersendat – sendat, menyebabkan pendengar menjadi jengkel dan
tidak sabar.
2)
Sikap
yang kurang tepat. Seorang guru yang sedang mengajar di depan kelas, sambil
duduk diatas meja akan memberi kesan kurang baik bagi siswanya.
3)
Kurang
pengetahuan. Seorang yang kurang pengetahuannya jarang membaca atau
mendengarkan radio atau televisi. Akan mengalami kesulitan dalam mengikuti
pembicaraan orang lain.
4)
Kurang
memahami system social.
5)
Prasangka
yang tidak beralasan.
6)
Jarak
fisik, komunikasi menjadi kurang lancer bila jarak antara komunikator dengan
reseptor berjauhan.
7)
Tidak
ada persamaan persepsi.
8)
Indera
yang rusak.
9)
Berbicara
yang berlebihan. Berbicara berlebihan sering kali akanmengakibatkan
penyimpangan dari pokok pembicaraan.
- GANGGUAN PENDENGARAN
1.
DEFINISI
Gangguan pendengaran adalah salah
satu gangguan kesehatan yang umumnya disebabkan oleh faktor usia atau karena
sering terpapar suara yang nyaring/keras. Pendengaran bisa dikatakan terganggu
jika sinyal suara gagal mencapai otak.
Proses pendengaran terjadi ketika
gendang telinga bergetar akibat gelombang suara yang masuk ke liang telinga.
Getaran kemudian dilanjutkan ke telinga tengah melalui tiga tulang pendengaran
yang dikenal dengan nama osikel (terdiri dari tulang malleus, incus,
stapes). Osikel akan memperkuat getaran untuk dilanjutkan menuju
rambut-rambut halus di dalam koklea, di mana koklea akhirnya mengirim
sinyal melalui saraf pendengaran ke otak.
Biasanya gangguan pendengaran
berkembang secara bertahap, tapi hilangnya pendengaran bisa muncul tiba-tiba.
Suara-suara yang memiliki tingkat kebisingan hingga 79 desibel masih bisa
dikategorikan aman bagi telinga manusia.
Menurut WHO, sampai tahun 2015,
sekitar 360 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan pendengaran.
Sementara, ada sekitar 1,1 miliar orang di dunia berisiko menderita gangguan
pendengaran akibat cara penggunaan alat pemutar musik yang membahayakan
pendengaran.
Ada tiga jenis utama dari gangguan pendengaran:
- Gangguan pendengaran konduktif terjadi dari masalah di liang telinga. Gendang telinga atau telinga tengah tidak dapat mengirimkan suara secara efektif ke telinga bagian dalam. Masalah ini dapat disebabkan oleh infeksi telinga, tumor, atau benda (seperti penumpukan lilin) di telinga.
- Kehilangan pendengaran sensorineural seringkali disebabkan oleh kerusakan sel-sel rambut di telinga bagaian dalam. Penyebab potensial lainnya termasuk kerusakan pada saraf atau otak 8. Jenis gangguan pendengaran sering disebabkan oleh usia-terkait perubahan saraf dan sel-sel sensorik dari telinga bagian dalam.
- Gangguan pendengaran campuran adalah kombinasi dari gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural, yang berarti bahwa mungkin ada kerusakan di telinga luar atau tengah, serta di telinga bagian dalam (koklea) atau saraf pendengaran. Kehilangan pendengaran campuran dapat disebabkan oleh cedera kepala, infeksi kronis, atau kelainan bawaan.
Pada
klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling sering
digunakan adalah media visual. Klien menangkap pesan bukan dari suara yang di
keluarkan orang lain, tetapi dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya.
Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien, sehingga dalam melakukan
komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra
visualnya.
2. GEJALA GANGGUAN PENDENGARAN
Beberapa tanda dan gejala awal gangguan pendengaran
adalah:
- Meminta orang lain untuk mengulang perkataannya.
- Selalu kelelahan atau stres, karena harus berkonsentrasi saat mendengarkan.
- Menarik diri dari pembicaraan.
- Kesulitan mendengar dering telepon atau bel pintu.
- Menghindari beberapa situasi sosial.
- Kesulitan mendengarkan perkataan orang lain secara jelas, khususnya ketika berdiskusi dengan banyak orang atau dalam keramaian.
- Kesulitan mendengarkan konsonan
- Mendengarkan musik atau menonton televisi dengan volume suara lebih keras dari orang lain.
- Kesulitan menentukan arah sumber suara.
Gejala-gejala gangguan pendengaran pada bayi dan
anak-anak sedikit berbeda dengan orang dewasa. Beberapa gejala gangguan
pendengaran pada bayi dan anak-anak adalah:
- Tidak kaget saat mendengar suara nyaring.
- Untuk bayi di bawah 4 bulan, tidak menoleh ke arah sumber suara.
- Tidak bisa menyebutkan satu kata pun saat berusia satu tahun.
- Menyadari kehadiran seseorang ketika ia melihatnya, namun acuh saat dipanggil namanya.
- Lambat saat belajar bicara atau tidak jelas ketika berbicara.
- Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaannya.
- Sering berbicara dengan lantang atau menyetel volume TV keras-keras.
- Memperhatikan orang lain untuk meniru sesuatu yang diperintahkan, karena ia tidak mendengar sesuatu yang diinstruksikan.
3. PENYEBAB GANGGUAN PENDENGARAN
- Usia. Pada lansia, struktur di telinga menjadi kurang elastis. Rambut-rambut halus rusak dan kurang mampu merespon gelombang suara. Gangguan pendengaran dapat berkembang selama beberapa tahun.
- Suara keras. Paparan suara keras – misalnya, dari alat-alat listrik, pesawat terbang, senjata api, atau dari mendengarkan musik keras pada earphone dapat merusak sel-sel rambut di koklea. Parahnya kerusakan tergantung pada tingkat kenyaringan suara dan lamanya mendengar suara tersebut.
- Infeksi telinga. Saat infeksi telinga terjadi, cairan menumpuk pada bagian telinga tengah. Biasanya gangguan pendengaran karena infeksi telinga, bersifat ringan dan sementara. Namun, jika infeksi telinga tidak diobati, mereka dapat menyebabkan gangguan pendengaran berat dan jangka panjang.
- Lubang pada gendang telinga. Infeksi telinga, suara keras, trauma kepala, atau tekanan kuat di telinga saat terbang dalam pesawat atau melakukan scuba diving dapat membuat lubang di gendang telinga – membran yang memisahkan saluran telinga dan telinga bagian tengah. Ini biasanya menyebabkan kehilangan pendengaran ringan atau sedang kecuali ada beberapa masalah lain.
- Penyakit atau infeksi. Campak, gondok, meningitis, dan penyakit Meniere adalah contoh-contoh beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
- Tumor. Tumor, baik yang jinak maupun ganas dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah. Ini termasuk neuroma akustik (schwannoma vestibular) dan meningioma. Orang yang memiliki tumor mungkin juga mengalami mati rasa atau kelemahan pada wajah dan dering di telinga.
- Sebuah benda asing di telinga. Ketika benda terjebak di telinga, mereka dapat memblokir pendengaran. Kotoran telinga – substansi, tebal lengket yang biasanya mencegah bakteri dan zat asing lainnya dari memasuki telinga – kadang-kadang dapat menumpuk dan mengeras di telinga, mematikan kemampuan untuk mendengar.
- Cacat telinga. Beberapa orang dilahirkan dengan struktur telinga yang tidak normal, yang mencegah mereka dapat mendengar dengan baik
- Trauma. Cedera seperti patah tulang tengkorak atau gendang telinga tertusuk dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang parah.
- Obat-obatan. Beberapa jenis obat, termasuk kelas aminoglikosida antibiotik (streptomycin, neomisin, kanamisin), aspirin, obat kemoterapi (cisplatin, carboplatin), Vicodin (dalam jumlah besar), antibiotik makrolida (eritromisin) dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Kadang-kadang efek ini bersifat sementara dan pendengaran akan kembali setelah Anda berhenti minum obat, tetapi dalam banyak kasus gangguan pendengaran menjadi permanen.
- Gen. Para ilmuwan telah mengidentifikasi gen tertentu yang membuat orang lebih rentan terhadap gangguan pendengaran yang parah, terutama yang berkaitan dengan usia gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran genetik sering dimulai dengan gangguan pendengaran yang didiagnosis saat lahir
4. PENCEGAHAN TERHADAP GANGGUAN PENDENGARAN
- Gunakanlah pelindung pendengaran, jika berada di lingkungan yang memiliki tingkat kebisingan tinggi gunakanlah pelindung pendengaran seperti penutup telinga. Alat ini juga bisa digunakan saat melakukan kegiatan sehari-hari seperti memotong rumput.
- Waspadai kebisingan, kapan pun waktunya usahakan untuk mengecikan volume radio, televisi atau speaker.
- Berhati-hatilah menggunakan earphone. Jika menggunakan earphone maka aturlah volume agar tidak terlalu keras, jika orang yang disebelah Anda bisa mendengar suara dari earphone maka volumenya sudah terlalu keras.
- Berikan waktu bagi telinga untuk beristirahat, semakin sering seseorang terpapar suara maka bisa mempengaruhi gangguan pendengaran, bahkan suara dengan volume rendah sekalipun jika terpapar dalam jangka waktu lama bisa jadi berbahaya. Untuk itu berilah waktu bagi telinga untuk beristirahat dengan berada di dalam ruangan yang tenang.
- Periksalah telinga secara teratur, tes pendengaran dan pemeriksaan telinga sebaiknya menjadi kegiatan kesehatan yang rutin, karena semakin cepat gangguan diketahui maka penanganannya akan menjadi lebih mudah dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM KOMUNIKASI PADA PASIEN GANGGUAN PENDENGARAN
Hal-hal
yang perlu diperhatikan sebelum berkomunikasi dengan klien yang mengalami
gangguan pendengaran adalah sebagai berikut.
·
Periksa adanya bantuan pendengaran dan kaca mata
·
Kurangi
kebisingan
·
Dapatkan
perhatian klien sebelum memulai pembicaraan
·
Berhadapan
dengan klien dimana ia dapat melihat mulut anda
·
Jangan
mengunyah permen karet
·
Bicara
pada volume suara normal, jangan berteriak
·
Susun
ulang kalimat jika klien salah mengerti
·
Sediakan
penerjemah bahasa isyarat jika diindikasikan
7.
TEKNIK KOMUNIKASI GANGGUAN PENDENGARAN
1. Orientasikan kehadiran diri anda dengan cara
menyentuh klien atau memposisikan diri di depan klien.
2. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
3. Usahakan berbicara dengan posisi tepat di depan klien dan pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
4. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan atau permen karet.
5. Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan.
6. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan.
7. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)
2. Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan bicaralah dengan perlahan untuk memudahkan klien membaca gerak bibir anda.
3. Usahakan berbicara dengan posisi tepat di depan klien dan pertahankan sikap tubuh dan mimik wajah yang lazim.
4. Jangan melakukan pembicaraan ketika anda sedang mengunyah sesuatu misalnya makanan atau permen karet.
5. Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerakan sederhana dan perlahan.
6. Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila anda bisa dan diperlukan.
7. Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, cobalah sampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (simbol)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan pendengaran adalah salah satu gangguan kesehatan
yang umumnya disebabkan oleh faktor usia atau karena sering terpapar suara yang
nyaring/keras. Pendengaran bisa dikatakan terganggu jika sinyal suara gagal
mencapai otak.
Pada klien dengan gangguan
pendengaran, media komunikasi yang paling sering digunakan ialah media visual.
Klien menangkap pesan bukan dari suara yang dikeluarkan orang lain, tetapi
dengan mempelajari gerak bibir lawan bicaranya. Kondisi visual menjadi sangat
penting bagi klien ini sehingga dalam melakukan komunikasi, upayakan supaya
sikap dan gerakan anda dapat ditangkap oleh indra visualnya.
B. SARAN
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan
suatu refrensi atau informasi bagi mahasiswa keperawatan khususnya dan kalangan
umum untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya. Mohon maaf bila banyak
kekurangan dalam makalah ini dan mohon kritik dan saran yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Materi Komunikasi dari ibu Eni Puji Astuti
- http://health.detik.com/read/2011/04/11/113154/1613201/766/cara-mencegah-gangguan-pendengaran
No comments:
Post a Comment